Sebuah persiapan barangkali sangat penting sekali dalam
mengarungi jalan dakwah. Dakwah sering dipersepsikan dengan makna menyeru pada
kebaikan dan mencegah dari segala perbuatan yang mungkar. Tentu bagi sang juru
dakwah atau pendakwah menjadi sebuah pondasi awal mereka untuk terjun ke dunia
yang membawa kebaikan dunia dan akhirat itu. Hari ini kamis (24/10) di ruang
kuliah D43 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang diadakan acara
Mentari. Acara mingguan dengan kepanjangan mentadaburi
risalah islam ini merupakan program kerja dari bidang Kaderisasi Forum
Studi Dinamika Islam. Lembaga Dakwah Fakultas Ilmu Sosial ini sengaja memberi
nama yang unik pada setiap kegiatannya agar menjadi daya tarik civitas
akademika kampus merah UNP itu. Seperti setiap selasa sore ada chattingan yang dimotori oleh bidang
syi’ar Islam dan agenda terakhir ada twiter
FSDI. Twiter merupakan singkatan dari Training
Wawasan Terpadu bersama FSDI. Sebagai lembaga dakwah fakultas FSDI tidak
ketinggalan dengan perkembangan zaman.
Pada mentari kali ini berbicara tentang bekal jalan
dakwah. Hery Susanto, S.Pd atau yang akrab disapa mas Hery ditunjuk bidang
kaderisasi dalam membahas materi itu. Pengikutnya sedikit, tugasnya banyak,
jalannya panjang dan penuh akan rintangan. Kata-kata itu merupakan tabi’at atau
ciri-ciri dari jalan dakwah yang diutarakan Mas Hery. Tentu dakwah tak semudah
yang dipikirkan. Banyak orang yang muntaber (mundur tanpa berita) dalam dunia
dakwah ini. Tingkat pemahaman seseorang atau juru dakwah tidak bisa terlepas
dari keikutsertaannya dalam setiap agenda-agenda yang membahas kajian Islam.
Sebab di sanalah letak level dari pemahaman seseorang dalam dakwah. Al-Qur’an,
Sirah Rasulullah dan Para Sahabat serta dari ibadah shalat yang khusuk
merupakan sumber darimana seseorang pendakwah mendapati bekal jalan dakwah.
Eksistensi dakwah di dunia kampus tidak terlepas dari
peranan mahasiswa ADK (Aktivis Dakwah Kampus). Segala kegiatannya selalu
berkecimpung dengan dunia dakwah. Baik mengangkatkan acara, mengikuti kajian islam,
mengikuti mentoring dan lain sebagainya. Dengan aktifitas seperti itu akan
membawa mereka pada sebuah pemahaman dakwah. Mereka tidak lagi berdakwah untuk
diri mereka dan mahasiswa di kampus mereka. Namun, bagaimana mereka juga
diharapkan mampu berdakwah di sekitar tempat tinggal mereka berada. Dalam
Al-Qur’an juga sudah dijelaskan secara terang mengenai fungsi da’i atau
pendakwah yang merupakan sosok penerus dakwah Nabi Muhammad SAW. Ketika
berdakwah banyak yang akan kita lakukan. Seperti mengajak objek dakwah membaca
tilawah di waktu senggang, mengajak shalat ke masjid dan lain-lain. Tergantung
bagaimana mem-variasikan metode dakwah sesuai pemahaman sang juru dakwah. Mahasiswa
sebagai ujung tombak perubahan, tentu sangat diharapkan sekali. Terutama mengajak
teman-temannya melakukan perbuatan sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh
Allah swt. (HASAN ASYHARI)