Sebagaimana dengan teori-teori lainnya, teori dependensi baru adalah kritikan atas teori dependensi klasik. Teori dependensi baru adalah teori yang muncul akibat adanya kritik terhadap teori dependensi. Beberapa tokoh yang termasuk dalam teori dependensi baru diantaranya; Fernando Henrique Cardoso, Thomas B Gold, Hagen Koo, dan Mohtar mas’oed.
Tanggapan Teori Dependensi : Rumusan Cardoso
Menurut cardoso, terdapat tiga
rumusan dalam teori “ketergantungan”. Yaitu pertama, metode historis
struktural. Kedua, adanya pengaruh faktor ekstern dan faktor intern yang
menjadi penyebab ketergantungan dan keterbelakangan. Dari sisi intern, fokus
pada masalah ekonomi, sosial dan politik. Persoalan pembangunan yang ada di
dunia tidak dapat dibatasi hanya pada industri substitusi impor, strategi
pertumbuhan, orientasi ekspor atau tidak, pasar domestik atau dunia. Namun
justru pada ada atau tidaknya gerakan kerakyatan dan kesadaran kepentingan politik
rakyat. Dalam faktor ekstern, dominansi ekstern akan mewujud sebagai kekuatan
intern. Ketiga, adanya kemungkinan bahwa pembangunan dan ketergantungan mewujud
secara bersama yang memunculkan ketergantungan yang lebih dinamis.
Pada sisi
yang lain, menurut cardoso terdapat beberapa dampak negatif dari teori
dependensi, yaitu timpanganya distribusi pendapatan dan ketimpangan ekonomi
lainnya. Orientasi pembangunan ekonomi pada barang-barang yang tahan lama yang
tidak diperuntukkan rakyat banyak, akan menambah hutang luar negeri.
Disamping itu, teknologi yang diterapkan pada
dunia ketiga adalah teknologi yang padat modal, bukan padat karya. Hal ini akan
menyebabkan ketimpangan, karena tidak menjadikan tumbuhnya sektor barang-barang
modal
Thomas B Gold : Pembangunan dan ketergantungan Dinamis di taiwan
Pendapat gold tentang dependensi
baru menitikberatkan pada keajaiban pembangunan politik-ekonomi di Taiwan yang
dulunya tergolong sebagai negara pinggiran, telah mampu mencapai pertumbuhan
ekonomi dan kesentosaan politik yang lebih dari sekedar memadai. Dengan bantuan
dari Amerika Serikat, KMT di Taiwan mengubah dirinya menjadi NBO (Negara
Birokratik Otoriter). Industrialisasi merupakan program reformasi yang
dilakukan untuk meningkatkan ekonomi. Gold menyimpulkan, bahwa jika negara
dunia ketiga mampu secara selektif, hati-hati dan terencana membangun hubungan
dengan tata ekonomi kapitalis dunia, maka tidak selalu menghasilkan
keterbelakangan dan ketergantungan.
Hagen Koo: Interaksi antara Sistem Dunia, Negara dan Kelas di Korea
Koo mencoba melihat pembangunan di
Korea selatan dalam kontek yang terus menerus antar negara, kelas sosial dan
sistem dunia serta pengaruh dari tiga unsur tersebut secara komulatif dan
bersamaan.
Mohtar Mas’oed: Negara Birokarasi Otoriter di indonesia
Negara Birokrasi Otokratik mempunyai
beberapa cirti dan karakter diantaranya; Posisi puncak pemerintahan biasanya
dipegang oleh organisasi militer, pemerintah atau pengusaha; Terdapat
pembatasan partisipasi politik yang ketat (political exclusion); Terdapat
pembatasan yang ketat dalam partisipasi ekonomi (economic exclusion); Terdapat
depolitisasi dan demobilisasi masa. Secara ringkas, NBO dicirikan oleh adanya
peran dominan para birokrat, khususnya militer yang melahirkan kebijaksanaan
pembatasan partisipasi politik dan ekonomi serta muncul kebijaksanaan
depolitisasi dan demobilisasi.
Di Indonesia NBO lahir dikarenakan
karena beberapa sebab, pertama adanya warisan krisis ekonomi dan politik yang
terjadi pada tahun 1960-an. Pengaruh Soekarno masih dianggap mempunyai pengaruh
yang kuat dan masih mempunyai pendukung yang tidak sedikit. Kedua adanya
koalisi intern orde baru yang memaksa untuk segera melakukan restrukturisasi
ekonomi secara radikal. Ketiga adanya orientasi ke luar yang dirumuskan oleh
orde baru.
Saat itu pendalaman industrialisasi,
kebijaksanaan integrasi vertikal belum terjadi , Indonesia cenderumg masih
dalam tahap awal pemulihan dari kehancuran, sehingga Mas’oed menyimpulkan untuk
kasus indonesia lahirnya NBO lebih disebabkan karena faktor krisis politik. NBO
di Indonesia mempunyai beberapa karakteristik yaitu;
1.
Pemerintah orde baru berada di bawah kendali militer secara organisatoris yang
bekerjasama dengan teknokrat sipil
2. Modal
domestik swasta besar yang memiliki hubungan khusus dengan negara, dan modal
internasional memiliki peran ekonomis yang sangat menentukan
3. Hampir
seluruh bentuk kebijaksanaan dari perencanaan sampai evaluasi sepenuhnya berada
ditangan birokrat dan teknokrat
4. Adanya
kebijakan demobilisasi masa dalam bentuk kebijakan masa mengambang
5. Dalam
menghadapi penentangnya, orde baru tidak segan-segan melakukan tindakan tegas
6. Besarnya
otonomi dan peran kantor kepresidenan yang diwujudkan dengan sangat luanya
wewenang kantor sekretariat negara, ini merupakan ciri khusus untuk indonesia.
Kesimpulan
- Teori
dependensi baru memberikan perhatian pada kemungkinan munculnya ciri
ketergantungan yang unik dan khas secara historis seperti yang terjadi di
Korea, taiwan dan Indonesia.
- Dengan
perspektif dependensi baru negara dunia ketiga tidak lagi dipandang sebagai
negara yang bergantung pada asing, tetapi sebagai aktor yang aktif yang secara
cerdik berusaha untuk bekerjasana dengan modal domestik dan modal internasional
- Jika
negara dunia ketiga mampu secara selektif, hati-hati dan terencana membangun
hubungan dengan tata ekonomi kapitalis dunia, maka akan bisa membebaskan dari
keterbelakangan dan ketergantungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar